KANKER OVARIUM Penyebab Kanker Ovarium Bisa Kembali. Kanker ovarium atau kanker indung merupakan salah satu kanker terganas yang menyerang wanita. Bahkan pakar mengatakan bahwa angka kematian pasien yang terserang kanker ovarium sangat tinggi, mencapai 69 persen.
Dr Sven Mahner, Associate Professor for Gynecologic Oncology di University Medical Center Hamburg, Eppendorf, Jerman, mengatakan bahwa salah satu sebab mengapa kanker ovarium sangat mematikan adalah banyak pasien yang terlambat mendapat penanganan. Ini dikarenakan sulit melakukan deteksi dini pada kanker ovarium.
"Sangat sulit mendeteksi dini kanker ovarium karena tumornya yang sangat kecil. Selain kecil, sel kankernya juga dapat dengan mudah menyebar ke daerah abdomen lain seperti pelvis hingga uterus," tutur Dr Mahner, dalam temu media Terapi Target Kanker Ovarium, di Double Tree Hotel, Cikini, Jakarta Pusat, seperti ditulis Minggu (25/1/2015).
Senada dengan Dr Mahner, Prof dr Andrijono, SpOG(K)Onk, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) mengatakan bahwa kebanyakan pasien kanker ovarium terdeteksi tanpa sengaja. Selain kecil dan sulit terlihat, kanker ovarium diketahui juga tak memiliki gejala khusus.
"Biasanya malah ketahuannya nggak sengaja. Ada perempuan istilahnya nemenin saudaranya skrining, lalu dia skrining juga. Eh nggak taunya yang nemenin malah yang ada kanker ovarium," ungkap Prof Andrijono.
Jika sudah dipastikan ada tumor yang terdeteksi di ovarium, sebaiknya segera lakukan operasi. Dr Sven menjelaskan bahwa banyak penelitian yang membuktikan bahwa pengidap kanker ovarium memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi jika pengobatan dilakukan lebih awal.
Pada stadium I, angka harapan hidup pasien dalam 5 tahun ke depan mencapai 98 persen. Hal ini berbeda jauh ketika kanker ovarium yang diiidap pasien sudah berkembang dan mencapai stadium 4. Angka harapan hidup pun turun drastis hingga tersisa 20 persen.
"Hal ini dikarenakan sel kanker yang menyebar, tak lagi hanya di ovarium (indung telur). Jika masih stadium I sel kanker hanya ada di ovarium dan bisa ditangani dengan pengangkatan ovarium. Di stadium II biasanya sel kanker sudah menyebar hingga pelvis, stadium III ke abdomen dan stadium IV sudah keluar abdomen. Tentunya, proses pengobatan yang dilakukan lebih sulit," tandasnya.
Kanker Ovarium Bisa Kembali Jika Operasi Pengangkatan Tidak Sempurna
Ganasnya kanker ovarium atau kanker indung telur dikatakan pakar akibat banyak pasien yang datang ketika kanker sudah masuk stadium lanjut. Selain tak memiliki gejala khusus, kanker ovarium juga sulit terdeteksi sejak dini.
Oleh karena itu pakar mengatakan bahwa operasi pengangkatan tumor bagi pasien kanker ovarium stadium lanjut memegang peranan penting dalam meningkatkan angka harapan hidup pasien. Jika operasi tak dilakukan sempurna, ada kemungkinan kanker akan kembali menyerang dalam waktu 3 tahun.
"Operasi pengangkatan tumor yang tak sempurna akan meninggalkan sejumlah kecil sel kanker di dalam tubuh. Akibatnya dalam 3 tahun, kanker bisa menyerang lagi," tutur Prof dr Andrijono, SpOG(K)Onk, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) dalam temu media di Double Tree Hotel, Cikini, Jakarta Pusat, seperti ditulis Minggu (25/1/2015).
Prof Andrijono bahkan menyebut bahwa sel kanker adalah sel yang Pintar. Sel kanker dapat bersembunyi, pura-pura mati dan bahkan mengeluarkan mekanisme pertahanan yang membuat dirinya tak terdeteksi oleh sistem daya tahan tubuh.
Bahkan menurut Prof Andrijono, kemoterapi sekalipun tak dapat menghilangkan 100 persen sel kanker yang ada di dalam tubuh. Kemoterapi dikatakannya hanya mampu menghilangkan 90 persen sel kanker yang ada.
"Kemoterapi maksimal 90 persen. Memang kan 6 kali harusnya, nah yang kedua kali itu menghilangkan 90 persen dari 10 persen yang tersisa tadi. Jadi nggak bisa benar-benar menghilangkan 100 persen," ungkapnya.
Dr Sven Mahner, Associate Professor for Gynecologic Oncology di University Medical Center Hamburg – Eppendorf, Jerman menegaskan bahwa operasi pengangkatan tumor memegang peran krusial. Jika operasi pengangkatan tumor berjalan dengan sempurna, maka kemungkinan pasien untuk bertahan hidup menjadi lebih panjang 2,5 hingga 5 tahun.
"Itu sebabnya saya merekomendasikan bagi pasien kanker ovarium untuk melakukan operasi di rumah sakit yang sudah terpercaya dan memiliki peralatan lengkap," tuturnya.
"Sangat sulit mendeteksi dini kanker ovarium karena tumornya yang sangat kecil. Selain kecil, sel kankernya juga dapat dengan mudah menyebar ke daerah abdomen lain seperti pelvis hingga uterus," tutur Dr Mahner, dalam temu media Terapi Target Kanker Ovarium, di Double Tree Hotel, Cikini, Jakarta Pusat, seperti ditulis Minggu (25/1/2015).
Senada dengan Dr Mahner, Prof dr Andrijono, SpOG(K)Onk, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) mengatakan bahwa kebanyakan pasien kanker ovarium terdeteksi tanpa sengaja. Selain kecil dan sulit terlihat, kanker ovarium diketahui juga tak memiliki gejala khusus.
"Biasanya malah ketahuannya nggak sengaja. Ada perempuan istilahnya nemenin saudaranya skrining, lalu dia skrining juga. Eh nggak taunya yang nemenin malah yang ada kanker ovarium," ungkap Prof Andrijono.
Jika sudah dipastikan ada tumor yang terdeteksi di ovarium, sebaiknya segera lakukan operasi. Dr Sven menjelaskan bahwa banyak penelitian yang membuktikan bahwa pengidap kanker ovarium memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi jika pengobatan dilakukan lebih awal.
Pada stadium I, angka harapan hidup pasien dalam 5 tahun ke depan mencapai 98 persen. Hal ini berbeda jauh ketika kanker ovarium yang diiidap pasien sudah berkembang dan mencapai stadium 4. Angka harapan hidup pun turun drastis hingga tersisa 20 persen.
"Hal ini dikarenakan sel kanker yang menyebar, tak lagi hanya di ovarium (indung telur). Jika masih stadium I sel kanker hanya ada di ovarium dan bisa ditangani dengan pengangkatan ovarium. Di stadium II biasanya sel kanker sudah menyebar hingga pelvis, stadium III ke abdomen dan stadium IV sudah keluar abdomen. Tentunya, proses pengobatan yang dilakukan lebih sulit," tandasnya.
Kanker Ovarium Bisa Kembali Jika Operasi Pengangkatan Tidak Sempurna
Ganasnya kanker ovarium atau kanker indung telur dikatakan pakar akibat banyak pasien yang datang ketika kanker sudah masuk stadium lanjut. Selain tak memiliki gejala khusus, kanker ovarium juga sulit terdeteksi sejak dini.
Oleh karena itu pakar mengatakan bahwa operasi pengangkatan tumor bagi pasien kanker ovarium stadium lanjut memegang peranan penting dalam meningkatkan angka harapan hidup pasien. Jika operasi tak dilakukan sempurna, ada kemungkinan kanker akan kembali menyerang dalam waktu 3 tahun.
"Operasi pengangkatan tumor yang tak sempurna akan meninggalkan sejumlah kecil sel kanker di dalam tubuh. Akibatnya dalam 3 tahun, kanker bisa menyerang lagi," tutur Prof dr Andrijono, SpOG(K)Onk, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) dalam temu media di Double Tree Hotel, Cikini, Jakarta Pusat, seperti ditulis Minggu (25/1/2015).
Prof Andrijono bahkan menyebut bahwa sel kanker adalah sel yang Pintar. Sel kanker dapat bersembunyi, pura-pura mati dan bahkan mengeluarkan mekanisme pertahanan yang membuat dirinya tak terdeteksi oleh sistem daya tahan tubuh.
Bahkan menurut Prof Andrijono, kemoterapi sekalipun tak dapat menghilangkan 100 persen sel kanker yang ada di dalam tubuh. Kemoterapi dikatakannya hanya mampu menghilangkan 90 persen sel kanker yang ada.
"Kemoterapi maksimal 90 persen. Memang kan 6 kali harusnya, nah yang kedua kali itu menghilangkan 90 persen dari 10 persen yang tersisa tadi. Jadi nggak bisa benar-benar menghilangkan 100 persen," ungkapnya.
Dr Sven Mahner, Associate Professor for Gynecologic Oncology di University Medical Center Hamburg – Eppendorf, Jerman menegaskan bahwa operasi pengangkatan tumor memegang peran krusial. Jika operasi pengangkatan tumor berjalan dengan sempurna, maka kemungkinan pasien untuk bertahan hidup menjadi lebih panjang 2,5 hingga 5 tahun.
"Itu sebabnya saya merekomendasikan bagi pasien kanker ovarium untuk melakukan operasi di rumah sakit yang sudah terpercaya dan memiliki peralatan lengkap," tuturnya.
0 Komentar untuk "KANKER OVARIUM Penyebab Kanker Ovarium Bisa Kembali"